Minggu, 30 September 2012

melawan israel dengan gravity di kota tegal


Walau tidak bisa melakukan aksi langsung untuk memprotes penindasan Israel. Beberapa kaleng cat semprot dan draft gambar ala kadarnya. Mereka menghentak jalanan dengan propaganda gambar bertuliskan dukungan untuk pembebasan Palestina.

Roy salah satu mobilisator dari kegiatan ini menjelaskan bahwa tujuan dari agenda graffiti ini untuk menunjukkan pada masyarakat keperdulian terhadap Palestina.

“ Alasan kenapa memilih tema Free Palestine, Karna memang kami peduli sama Palestina, kami ingin berbuat untuk palestina dengan cara dan batas kemampuan kami, kebetulan di Tegal sedang ramai Graffity banyak kru kru bomber juga di sana, tapi sejauh yang saya ketahui mereka menganggap ini adalah sebagai trend, ajang untung adu gengsi, jadi kesannya cuma buat main – main aja, tidak ada pesan yang mereka sampaikan “Seni Tanpa Suara” Buat saya itu suatu kesalahan, Lalu saya berfikir untuk membuat Graffity ” Free Palestine “, dengan tujuan mengajak mereka peduli dengan saudara – saudara kita disana, setidaknya mereka bisa memberi Doa.”

Bertempat di Bundaran Pakembaran, Slawi Kabupaten Tegal tulisan graffiti ” Palestine” tersebut sukses menghajar pintu sebuah ruko. Roy bersama kedua temannya Ojan Toples dan Do Chapro menghabiskan 11 kaleng Pilox yang mereka beli dari uang pribadi mereka. Dan mereka mengerjakannya dengan leluasa di siang hari.

Grafiti (juga dieja graffity atau graffiti) adalah coretan-coretan pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu. Alat yang digunakan pada masa kini biasanya cat semprot kaleng. Sebelum cat semprot tersedia, grafiti umumnya dibuat dengan sapuan cat menggunakan kuas atau kapur.

Sejarah Graffiti

Kebiasaan melukis di dinding bermula dari manusia primitif sebagai cara mengkomunikasikan perburuan. Pada masa ini, grafitty digunakan sebagai sarana mistisme dan spiritual untuk membangkitkan semangat berburu.

Perkembangan kesenian di zaman Mesir kuno juga memperlihatkan aktivitas melukis di dinding-dinding piramida. Lukisan ini mengkomunikasikan alam lain yang ditemui seorang pharaoh (Firaun) setelah dimumikan.

Kegiatan grafiti sebagai sarana menunjukkan ketidak puasan baru dimulai pada zaman Romawi dengan bukti adanya lukisan sindiran terhadap pemerintahan di dinding-dinding bangunan. Lukisan ini ditemukan di reruntuhan kota Pompeii. Sementara di Roma sendiri dipakai sebagai alat propaganda untuk mendiskreditkan pemeluk kristen yang pada zaman itu dilarang kaisar.

Adanya kelas-kelas sosial yang terpisah terlalu jauh menimbulkan kesulitan bagi masyarakat golongan tertentu untuk mengekspresikan kegiatan seninya. Akibatnya beberapa individu menggunakan sarana yang hampir tersedia di seluruh kota, yaitu dinding.

Pendidikan kesenian yang kurang menyebabkan objek yang sering muncul di grafiti berupa tulisan-tulisan atau sandi yang hanya dipahami golongan tertentu. Biasanya karya ini menunjukkan ketidak puasan terhadap keadaan sosial yang mereka alami.

Meskipun grafiti pada umumnya bersifat merusak dan menyebabkan tingginya biaya pemeliharaan kebersihan kota, namun grafiti tetap merupakan ekspresi seni yang harus dihargai. Ada banyak sekali seniman terkenal yang mengawali kariernya dari kegiatan grafiti.

Pada perkembangannya, grafiti di sekitar tahun 70-an di Amerika dan Eropa akhirnya merambah ke wilayah
Urban sebagai jati diri kelompok yang menjamur di perkotaan. Karena citranya yang kurang bagus, grafiti telanjur menjadi momok bagi keamanan kota. Alasannya adalah karena dianggap memprovokasi perang antar kelompok atau gang. Selain dilakukan di tembok kosong, grafiti pun sering dibuat di dinding kereta api bawah tanah.

Di Amerika Serikat sendiri, setiap negara bagian sudah memiliki peraturan sendiri untuk meredam grafiti. San Diego, California, Amerika Serikat, telah memiliki undang-undang yang menetapkan bahwa grafiti adalah kegiatan ilegal.

Graffiti Di Indonesia

Graffiti di indonesia sendiri sudah ada sejak pertengahan tahun 1980-an. Dan kembali marak ketika demam hiphop masuk ke Indonesia. Seiring waktu graffiti juga terus berkembang dan melahirkan seni jalanan mulai dari mural dan paste art di Indonesia. Salah satu seniman street art dari Ghurabaa (Militant Tauhid) Seto Buje mengatakan bahwa peran graffiti dan street art ini sangat baik untuk bisa difasilitasi ke kalangan remaja.

“Daripada di larang, mending difasilitasi. dulu juga zaman anak STM melakukan corat coret, pemerintah pernah memiliki program tembok corat coret di jakarta. Harusnya jika pemerintah serius seniman jalanan ini bisa menjadi aset pariwisata karena dalam dunia internasional graffiti dan street art seperti ini memiliki festivalnya sendiri. dan ini sangat positif”

Seto juga menjelaskan agar masyarakat tidak memberikan penilaian negatif terhadap para bomber (sebutan bagi pelaku graffiti).

“Setiap ekspresi para bomber adalah nilai artistik yang bercampur dengan banyak ekspresi seni. ketika ini ditempatkan pada tempat yang tepat, maka graffiti juga memiliki ruangan edukasi yang baik bagi pertumbuhan remaja untuk menyalurkan kegemaran dan bakat seninya ke jalur yang positif” Jelasnya kepada UndergroundTauhid.com

Seto juga menilai bahwa graffiti karya Roy dan kawan – kawan di tegal ini memang belum bisa dikatakan profesional, tapi Seto tetap mengacungkan kedua jempolnya terhadap semangat menjadikan seni sebagai sarana dan senjata perlawanan terhadap zionis Israel.

“ jarang ada graffiti yang mengangkat isu-isu atau tema-tema sosial yang terjadi disekitar kita. kebanyakan graffiti hanya sebagai eksistensi dan ekspresi seni si seniman graffiti. padahal ruang pamer graffiti adalah tempat-tempat publik yang sering dilihat orang. graffiti yang dikemas sedemikian rupa hingga memiliki pesan tertentu yang dapat memberi kesadaran pada masyarakat, menurut saya memiliki nilai plus tersendiri” jelas lelaki yang juga merupakan bomber Paste Art ini.

Roy sendiri menargetkan akan melakukan bomber graffiti di Ibu Kota Jakarta dengan tema Intifadhah. Hanya waktunya kapan beliau belum mau mengatakan.

Ilustrasi : Foto hasil graffiti Roy dan kawan kawan di Kota Tegal 

sumber:http://www.undergroundtauhid.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Be Fans

Anggota

Clock

my hamster