Sabtu, 06 Oktober 2012

Gunung Nglanggeran, Gunung Api Purba di Yogyakarta

gunung api purba,nglanggeran,yogyakarta,alam,bebatuanSalah satu kegiatan wisata di Gunung Api Purba Nglanggeran/Dokumentasi Pengelola


Salah satu keunikannya adalah terdapat kampung yang hanya boleh diisi tujuh kepala keluarga saja.


Bila Anda pecinta jelajah alam, salah satu kawasan ekowisata di Daerah Istimewa Yogyakarta ini bisa menjadi referensi tersendiri. Gunung Nglanggeran, begitulah kawasan ini dikenal. Gunung ini memiliki keunikan tersendiri karena merupakan satu-satunya gunung api purba di Yogyakarta.

Gunung yang terletak di desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul merupakan salah satu kawasan alam yang litologinya disusun materi vulkanik tua dan bernilai ilmiah tinggi. Berdasarkan penelitian, gunung api ini merupakan gunung berapi aktif  sekitar 60 juta tahun lalu. Gunung ini memiliki bebatuan besar yang menjulang tinggi dan biasanya digunakan untuk jalur pendakian.


Gunung ini memiliki keunikan tersendiri. Ada beberapa bebatuan besar yang menurut cerita warga sekitar digunakan untuk tempat pertapaan warga. Kamiyo Yatnorejo, warga sekitar yang juga menjadi pengelola wisata Gunung Nglanggeran, mengatakan, menurut kepercayaan, Gunung Nglanggeran dijaga oleh Kyai Ongko Wijoyo serta tokoh pewayangan Punokawan. Setiap orang yang datang akan diberi berkah tersendiri dan segala permintaan mereka akan terkabul.

“Pernah ditemukan arca emas tanpa kepala di puncak gunung. Warga mempercayai bahwa arca itu melambangkan dewa Buddha. Saat ini arca ini disimpan dengan baik,” ujar Kamiyo ketika ditemui di Gunung Nglanggeran, beberapa hari lalu.

Tak hanya itu, gunung api ini  juga memiliki sebuah mata air yang tidak pernah mengalami kekeringan yang letaknya di puncak gunung api purba. Biasanya orang menyebutnya sumber mata air comberan. Air ini diyakini menambah awet muda. Namun dibalik mitos tersebut, sumber air ini dibangun oleh Jepang untuk tempat persembunyian.

“Air ini digunakan sebagai sarana meditasi. Seringkali air ini diambil oleh abdi dalem Keraton untuk acara keselamatan,” kata Kamiyo.

Menariknya lagi, ada sebuah tanaman yang diyakini warga dapat menyembuhkan berbagai pernyakit. Pohon termas, begitulah namanya. Sejak tahun 1898, masyarakat sekitar telah memanfaatkan getahnya. Namun, tidak semua orang bisa mengambil getahnya, hanya juru kunci yang biasanya bisa mengambilnya. 


7 kepala keluarga di puncak Gunung Nglanggeran

Tak hanya keindahan alam yang akan kita nikmati ketika mendaki gunung ini, kita pun bisa melihat sebuah kampung terpencil yang hanya boleh dihuni tujuh kepala keluarga. Kampung ini berada di puncak gunung yang masuk dalam wilayah dusun Tlogo. Tidak ada nama spesifik untuk menyebut nama kampung itu, namun warga sekitar mengenalnya sebagai "kampung tujuh kepala keluarga."

Kamiyo yang turut tinggal di kampung tersebut mengatakan bahwa kampung itu hanya oleh diisi oleh tujuh kepala keluarga (KK) saja. Bila lebih, maka ada satu keluarga yang akan merasa terganggu dan tidak nyaman. Kata Kamiyo, menurut kepercayaan leluhur, angka tujuh itu berasal dari sesepuh pepunden dari dusun Tlogo yakni Eyan Iro Dikromo.

“Pernah ada kejadian kampung ini diisi oleh delapan KK. Maka satu KK ini merasa dihantui sesuatu dan sesegera mungkin ia pergi dari sini,” katanya.

Salah satu pengunjung kampung ini, Nobi Susilo, mengaku terpana melihat kampung terpencil ini. Kampung ini sangat sepi dan jauh dari dari hingar bingar masyarakat sekitar. Untuk berkenalan dengan warganya pun, ia juga harus berkomunikasi dengan baik .
Ketika diminta pendapatnya tentang gunung Nglanggeran sendiri, ia merasa puas bisa mendaki gunung ini. Pemandangan alam di sekitarnya sangat indah dan menimbulkan perasaan nyaman tersendiri.

(Olivia Lewi Pramesti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Be Fans

Anggota

Clock

my hamster